Should I ? ( chap 1 )

Judul:  Should I ?

Gambar

Cast:

Lee Donghae

Jessica Jung

Lizzy

Yong Jun Hyung

Anyyeong readers! Cerita ini sengaja author buat karna lagi kehabisan ide ngelanjutin judul yang sebelumnya. Dan yang ada difikiran saat itu ini. Nyoba buat disambungin ke judul cerita yang sebelumnya tapi ganyambung. Jadi akhirnya dibuatlah cerita baru ini. Semoga suka deh ya. Happy reading ^^

-Should I ?-                                                                                                                                                                                        

“mwo?!” teriak seorang yeoja dan namja bersamaan.

“Jessica, kau harus menuruti permintaan terakhir kakekmu, sebelum dia meninggal dia ingin melihat mu menikah bersama Donghae” seorang eomma berusaha menenangkan putrinya.

“tapi eomma tahukan aku sudah memiliki namjachingu, menikah dengan Donghae itu sangat tidak masuk akal” bantah Sica. Donghae mengangguk mengiyakan.

“ne, ahjumma aku setuju dengan Sica. Kami sudah memiliki kekasih masing-masing. Bagaimana mungkin kita sanggup melakukan pernikahan?” sambung Donghae

Ibu Sica melirik kearah Suaminya dan kedua orang tua Donghae, memberi isyarat mereka untuk melanjutkan.

“Donghae-ya, kami tahu semua itu. Tapi ini permintaan terakhir dari kakek Jessica. Eomma dan appa berharap kau mau berusaha menerimanya” ibu Donghae mengelus pelan pundak Donghae.

“appa…” donghae melihat kearah appanya berusaha membujuk ayahnya

“mianhae Donghae. Tapi appa setuju dengan keputusan itu lagi pula kakek Jessica sudah banyak membantu kita sampai kita menjadi seperti ini”

“jadi maksud appa dan eomma aku harus menerima semua ini dengan senang hati dan meninggalkan lizzy? Andwe.”Donghae pergi dari kursinya. Jessica hanya memandang Donghae yang berjalan penuh kekecewaan dari tempat duduknya.

“Donghae-ya…” panggil ibu Donghae. Donghae terus berjalan menaiki tangga tanpa memperdulikan eommanya.

“biarkan saja, mungkin dia butuh waktu. Lagi pula mungkin ini terlalu mengejutkan baginya, lebih baik kami sekarang berpamitan dan kembali kerumah sakit” ucap appa Sica.

“eomma, appa, yeo sok ahjussi, nara ahjumma kumohon, biarkan kami hidup dengan pilihan kami masing-masing. Kami tidak bisa saling mencintai, apalagi menikah jadi tolong lepaskan kami. Jebal! Ini hanya akan menyakiti dan menyiksa kami saja” Jessica mengambil tasnya dan langsung pergi tanpa berpamitan dengan kedua orang tua Donghae.

“Jessica! Kembali kesini, bagaimana kau bisa bersikap seperti itu, kau bahkan belum berpamitan!” ucap eomma Jessica dengan suara yang lumayan tinggi.

“sudahlah” appa Jessica berusaha menenangkan istrinya.

“mianheyo, tidak biasanya Jessica seperti itu. Kalau begitu kami permisi dulu” appa dan eomma sica pergi meninggalkan rumah Donghae.

Sepanjang perjalanan Jessica hanya memandangi jalan saja, mengarahkan pandangannya kearah kaca, tidak berniat melihat eomma yang berada disebelah kirinya dan appa nya yang duduk di depan.

“Jessica, ibu mau kau tetap melakukan hal itu. Bagaimanapun nantinya” eomma sica mengatakannya tanpa menengok pada Sica. Sica hanya Diam

“eomma, bagaimana kau bisa melakukan ini padaku, kau tahu betapa aku mencintai Jun Hyung. Dan sekarang dengan mudahnya kau menyuruhku meninggalkannya dan menikah dengan orang yang baru ku kenal dua hari lalu melalui pesta. Kau kejam” batin Sica, tidak sadar air mata telah mengalir turun dari wajahnya.

Appa sica hanya bisa diam melihat wajah putrinya dari kaca spion yang ada di dalam  mobil.

*

“Lizzy-ya” donghae menggenggam sebuah i-phone 5 ditangannya.

“oppa!” terdengar suara yeoja dari handphone itu.

“ne, kau sedang apa?” suara Donghae terdengar parau

“aku sedang berada dimall. Oh ya, kau mau kubelikan sesuatu?”

Donghae diam sebentar, sedikit tersenyum mendengar semangat dari yeoja itu.

“aniyo. Aku hanya ingin menanyakan kabarmu saja”

“jinja? Kalau hanya itu kau bisa mengirim sms padaku”

“aku hanya ingin mendengar suaramu, apa tidak boleh?”

“ani, tentu saja boleh. Kau kan namja chinguku dan nantinya kau akan menjadi suami yang baik bagiku dan aku bisa memanggilmu “yeobo”. Hehehe menyenangkan bukan?”

Donghae kembali terdiam, senyumnya pudar saat mendengar  yang baru saja dikatakan Lizzy. Dia tahu, pada akhirnya dia akan menyakiti hati yeoja yang dicintainya.

“oppa? Kau masih menelponku kan?” sebuah suara menyadarkan Donghae

“ah… ne Lizzy” ucap Donghae seadanya. Pikirannya sekarang hanya dipenuhi dengan pernikahan yang diberikan padanya.

“oppa, gwenchanayo? Kau terdengar tidak sehat”

“ani. Nan jeongmal gwenchanayo.” Kemudian Danghae kembali terdiam

“Lizzy, saranghaeyo” lanjut Donghae

“ne, nado sarangheyo Lee Donghae oppa!yasudah, aku tutup ya telponnya, aku harus segera membayar. annyeong” lizzy mematikan handphonenya

Donghae tidak menjawab perkataan terakhir Lizzy. Perlahan dia berjalan mendekati meja dan mengambil sebuah bingkai foto, foto dirinya dengan Lizzy yang tersenyum manis.

“mianhe…” ucap donghae, memandang sedih kearah foto itu.

*

Hampir 2 minggu sudah hari itu terlewati. Dan sekarang Donghae dan Jessica berada di altar pernikahan. Melakukan pernikahan yang diimpikan kakek Jessica. Terlihat jelas kesedihan dimata Donghae dan Jessica, yang mereka inginkan hanyalah terbebas dari keadaan seperti ini secepatnya. Sesuai dengan perjanjian mereka. Perjanjian yang berisi bahwa setelah Kakek Jessica meninggal, mereka harus segera bercerai dan kembali menjalani hidup bersama pasangan mereka masing-masing yang sebenarnya dicintai mereka.

Begitupula dengan Lizzy dan Jun Hyung yang mereka harapkan juga sama, segera kembali dengan pasangan masing-masing dan menikahdengan pasngan mereka. Tentu saja ini keputusan berat yang diterima mereka.

“yeoja chingumu neomu yeppeuda” puji Lizzy sambil memandang Sica yang sedang berdiri di altar bersama Donghae.

“tentu saja. Aku tidak salah memilih yeoja kan?” ledek Jun Hyung yang duduk disebelah Lizzy.

“ne, kau beruntung” lizzy tersenyum. Kemudian menundukan wajahnya . di fikirannya terdapat kekhawatiran akan hubungannya dengan Donghae nantinya.

*

Pesta sudah berakhir, Jessica berada di kamar riasnya untuk membersihkan make up dan berganti gaun.  Dalam batinnya dia merasa lega telah melalui semuanya. Sekarang dia hanya perlu tinggal dirumah yang diberika eomma dan appanya untuk tinggal bersama Donghae, dirumah itu hanya mereka berdua, dan tentu saja Sica akan tidur dikamar yang terpisah dengan Donghae.

“Sica, kau sudah selesai? Orang tua kita dan kakek mu sudah menunggu” ucap Donghae setelah membuka pintu kamar rias.

“ne Donghae, aku akan segera keluar, kau pergi saja duluan” jawab Sica.

“baiklah” Donghae kembali menutup pintu.

Tiba-tiba ponsel Sica bordering. Tanda SMS masuk. Dia membuka pesan itu yang ternyata dari junhyung.

“kau tadi yeppeuda.^^” tulis jun Hyun

Jessica tersenyum membacanya, dan segera membalas.

“Jinja? Nantinya aku akan berdandan lebih cantik dari itu saat menikah denganmu. saranghae “ ketik Jessica.

“menikah denganku? Kau harus menepatinya ne? aku akan menunggumu. nado Saranghae Jessica” balas Jun Hyung.

Jessica tersenyum dan pergi meninggalkan ruangan.

Donghae berjalan menuju keluarganya dan keluarga Sica yang menunggu di lobi Ballroom hotel.Donghae membungkuk dan memberi salam.“Jessica akan segera turun, tadi dia sedang merapikan dirinya” ucap Donghae setelah sampai.

“Donghae, apa kau tidak bisa lebih romantis? Kenapa tidak turun bersamanya, dia itu kan istrimu sekarang” bisik eomma Donghae yang ada disebelahnya.

Donghae hanya diam menanggapi itu.

“Donghae, tolong jaga cucuku itu ya. Kau harus terus bersama dengannya” ucap kakek Donghae.

“ah… ne harabeoji” donghae membungkuk.

Jessica akhirnya turun dan memberi salam pada keluarga barunya. Lalu pergi kerumah barunya bersama Donghae. Di mobil tidak ada yang dilakukan mereka, hanya diam menikmati keindahan kota seoul saat malam hari.

“Donghae oppa” ucap Jessica ragu-ragu membuka pembicaraan.

‘ne?” Donghae masih terus mengendarai, menatap lurus kedepan.

“ bagaimana dengan Lizzy tadi?” Jessica melirik donghae

“lizzy?” Donghae melihat sekilas kearah Sica.

‘hmmm dia baik-baik saja, dia bilang kau cantik dan dia memuji ketampanan ku, itu saja”

“ Jinja? Kalau begitu ucapkan gomawo padanya. “ Donghae mengangguk mendengar itu.

Mereka sampai dirumah. Menurunkan barang-barang mereka dan membawanya masuk kekamar. Jessica membawa masuk barangnya dan terlihat sedikit keberatan. Tubuhnya hampir jatuh saat mengangkat koper miliknya dari bagasi mobil Donghae. Dengan cepat donghae menahan pundak Jessica dnegan kedua tangannya.

“kalau berat biarkan aku saja yang melakukannya” ucap Donghae sambil membantu Jessica menyeimbangkan tubuhnya.

“ah, ne gomawo Donghae oppa.” Sica mengangguk dan mengangkat tas kecil miliknya kedalam rumah.

“Sica-ya” suara Donghae menghentikan langkahnya.

“kau tidur di kamar tengah saja, biar aku yang tidur di kamar depan ini” ucap Donghae berjalan menuju tempat Sica berdiri.  Di depan sebuah pintu kamar.

“huh? Waeyo?”

“biar bagaimanapun aku ini satu-satunya namja disini, maka aku yang akan menjagamu, dan ini kopermu” donghae memberikan koper itu.

jessica tersenyum mendengarnya.

“kau mentertawaiku?” ucap Donghae

“aniyo, aku hanya merasa ucapanmu itu begitu menjanjikan. Pasti kau akan benar-benar menjaga lizzy saat menikah dengannya nanti” Jessica lalu berjalan menuju kamarnya bersama dengan kopernya

Donghae hanya memandang Jessica yang berjalan dan tersenyum membayangkan ucapan Sica.

*

Sudah 1 bulan  semenjak pernikahan mereka. Perubahannya adalah mereka sudah tidak merasa canggung lagi seperti dulu. Dan yang mereka lakukan selama sebulan juga biasa saja, mengunjungi rumah orang tua mereka dan menjenguk kakek Jessica tiap minggunya, bertelpon/sms serta bertemu dengan kekasih masing-masing itu masih dilakukan mereka. Jessica hanya sibuk berkunjung ke kantor Jun Hyung dan meyambut Donghae pulang dengan Senyuman.

“Donghae oppa, selamat pagi’sapa Sica saat melihat Donghae keluar dari Kamarnya dan Sudah siap untuk pergi.

“ah ne, selamat pagi juga Sica. Kau sepertinya ceria sekali pagi ini” Donghae menarik kursi dan ikut bergabung menikmati sarapan.

“ne, aku akan bertemu dan makan malam dengan Jun Hyung hari ini. Romantis bukan?” senyum Sica

“hm, pantas saja kau sesenang itu. Kalau begitu kau beritahu aku nanti kalau kau sudah mau pulang ya? Jadi aku bisa membukakan pintu untukmu’ ucap donghae sambil menyantap roti tawarnya.

“gwenchanayo? Biasanyakan aku yang selalu membuka pintu untukmu” ucap Sica

“sekali-kali tidak ada salahnya kan?” ucap Donghae meyakinkan.

“ne, baiklah kalau itu maumu” Sica meneguk air putih miliknya.

“oh ya, sebentar lagi lizzy ulang tahun. Kira-kira apa yang harus aku berikan untuknya?”

“berikan hal yang dia sukai” ucap Sica langsung.

“aku sudah memberikannya saat ulang tahun yang lalu.” Ucap Donghae sambil menggelengkan kepalanya.

“kalau begitu……ah! Ajak saja dia makan malam lalu berikan dia kalung/ cin cin mungkin”

“boleh juga, aku akan mengikuti saranmu itu” Donghae mengangguk

“baiklah kalau begitu aku pergi dulu. Dan ingat, kalau tidak mau aku tertidur dan tidak membukakanmu pintu, jangan pulang terlalu malam. Arraseo?” Donghae menunjuk sica dengan jari telunjuknya sambil sedikit tersenyum.

‘ne, arraseo lee Donghae oppa” jawab Sica yakin.

*

“Jun Hyung! Wah kau tampan sekali” Jessica memuji seorang pria yang sedang duduk didepannya.

“ne Sica, arraseo. Kau juga, neomu yeppo. Aku tidak percaya ini kau” goda Jun Hyung

“ya! Kau ini terlalu berlebihan. Aku memang selalu cantik setiap saat, kau saja yang tidak menyadarinya.” Balas Sica.

‘emmm…. Sica-ya “

“ne?”

“aku rasa terlalu lama untuk menunggumu bercerai dengan Donghae”

“mworago?” Jessica terlihat terkejut

“maksudku untuk menunggu sampai kakekmu meninggal itu tidak mungkin. Kau bisa liat dia semakin hari semakin membaik”

“jadi oppa maksud tidak seharusnya kakek ku sembuh dengan cepat”

“aniyo, bukan itu maksudku. Tapi bukankah kalau kakek mu sembuh maka kau akan terus bersama dengan Donghae?”

Jessica diam mendengar perkataan Jun Hyung.

“bukan kah lebih baik kita mengambil cara yang lebih mudah agar kau dan Donghae bisa bercerai?”

“cara yang lebih cepat? Apa maksudmu?”

“kau mau melakukan hal itu bersamaku? Untuk masa depan kita?” Jun Hyung menggenggam tangan Jessica.

“nan molla, apa yang sedang oppa bicarakan?” Jessica mulai merasa tidak nyaman

“temani aku malam ini. Maka kau akan sepenuhnya menjadi milikku, aku tidak perlu ragu lagi dengan hubungan kita.”

Jessica merasa sakit mendengarnya. Walaupun itu keluar dari mulut Jun Hyung. Jessica benar-benar merasa tidak nyaman.

“kau gila oppa!” Jessica menarik tangannya dan pergi.

Jun Hyung mengejarnya hingga ke tempat parkir. Dan menghentikan langkah Sica.

“chakkaman” Jun Hyung meraih lengan Jessica.

Jessica berusaha melepaskan tangannya tanpa menoleh pada Jun Hyung.

“Jessica!” Jun Hyung menariknya dengan keras hingga tubuh Jessica berputar menghadapnya.

“oppa!” Jessica terlihat kaget dan menangis. Dan kembali berusaha melepaskan tangannya. Jun Hyung sedih melihat Jessica seperti ini ‘apa yang aku lakukan. Aku baru saja menyakitinya. Aku terlalu kejam dengannya’ batin Jun Hyung. Ia melepaskan genggamannya. Jessica langsung masuk kemobilnya dan melaju pergi.

Jun Hyung hanya terdiam dan menyesali apa yang dilakukannya pada wanita yang dicintainya itu.

“mianhae Jessica, aku memang bodoh, pengecut, dan tidak memikirkan perasaanmu” batin Jun Hyung

*

Di jalanan kota Seoul yang masih ramai Jessica terus mengendarai mobilnya sambil masih menangis.

“temani aku malam ini. Maka kau akan sepenuhnya menjadi milikku, aku tidak perlu ragu lagi dengan hubungan kita.”

Kata-kata itu terus teringat oleh Sica. Bagaimana bisa Jun Hyung berkata seperti itu. Jessica memang mencintainya tapi mana mungkin dia melakukan hal itu. Walaupun dia mencintai Jun Hyung, saat ini yang pantas mendapatkannya adalah Donghae, karna dialah suami Jessica, bukan Jun Hyung. Jessica merasa telah melihat sisi yang lain pada diri Jun Hyung, ia hanya tak mau saat dia kembali nanti Junhyung sudah berubah.

Sica sampai dirumahnya dan melihat mobil Donghae sudah terpakir. Dan langsung masuk kedalam. Sica mengetuk pintu, wajahnya dan matanya masih merah sehabis dia menangis tadi. Donghae membuka pintu

“ah, kau sudah pulang. Bagaimana ken…….” Pertanyaan Donghae berhenti saat menyadari penampilan Sica.

“kau… habis menangis?” Tanya Donghae memerhatikan wajah Sica.

Sica tidak menggubrisnya dan langsung berjalan gontai kearah sofa. Donghae hanya memandang bingung Sica. Sica membantingkan tasnya diatas sofa dan kembali menangis. Ia menutupi wajahnya dengan tangannya yang telah basah air mata.

Donghae berjalan perlahan mendekat kearah sica. Mengamati gadis itu baik-baik. Donghae mengambilkan segelas air putih, duduk disebelah sica dan memberikannya pada Sica.

“minumlah dulu, tenangkan dirimu” Donghae memberikan gelas berisi air putih.

Jessica menghapus air matanya, meraih gelas itu dan meminumnya. Lalu meletakkannya dimeja. Jessica kemudian berdiri dan berjalan menuju kamarnya, namun Donghae menahan lengannya.

“kau mau kemana? Duduk saja dulu disini” ucap donghae sambil mendongakan wajahnya menatap sica yang berdiri.

“aku mau menenangkan diriku dikamar” ucap sica tanpa menatap Donghae.

“apa yang bisa menenangkanmu dikamar? Merasa sepi lalu teringat dengan masalahmu lagi, dan menangis lagi. Atau jangan-jangan kau mau mengurung diri dikamar seperti anak-anak? Ayolah,, kau ini sudah besar selesaikan masalahmu dengan menghadapinya, bukan menghindarinya” donghae berdiri dan masih menahan pergelangan tangan Jessica.

Jessica menatap Donghae sebentar lalu mengiyakan. Akhirnya Jessica dan Donghae kembali duduk bersebelahan.

‘baiklah sekarang aku mau kau cerita kepadaku mengenai masalahmu” ucap donghae lembut

‘andwe” ucap Jessica datar

“andwe? Lalu bagaimana kau akan menyelesaikan masalahnya tanpa solusi”

“aku bisa menyelesaikannya dengan solusi ku sendiri” ucap Jessica dingin

“solusimu? Kalau kau bisa menyelesaikannya dengan solusimu lalu mengapa kau menangis? Atau menangis itu adalah solusimu?” Donghae berbicara dengan menatap sica.

“ne, aku memang hanya bisa menangis, aku memang lemah, babo,bahkan aku mungkin jahat juga pada orang yang aku cintai. Aku juga sangat babo karna mau-maunya terjebak dengan pernikahan ini dan menyakiti namjachinguku, Lizzy, dan juga menyusahkanmu” Jessica kembali menangis.

“kita tidak akan selama nya seperti ini. Hanya sampai saat perjanjian kita”

“baginya itu terlalu lama untuk menungguku kembali. Dia takut aku akan berubah selama waktu itu. Dia takut aku tidak setia padanya. Kalaui sudah seperti ini apa yang harus kulakukan” Jessica terus menerus menangis.

Donghae melingkarkan tangn kirinya di pundak sica,mencoba untuk menenangkannya. Donghae tahu bagimana perasaan Sica, karna masalah seperti ini juga dialaminya, namun Jessica seorang yeoja, dia lebih lemah dibanding namja, Donghae saja sudah hampir putus asa menjalaninya, bagaimana dengan sica, hati seorang yeoja sangatlah labil, begitu juga dengan emosi mereka yang lebih besar dan saat emosi itu tidak terkontrol maka tangisan lah yang keluar dari mata seorang yeoja. Perlahan Donghae mendorong kepala Sica kepundaknya dan membiarkannya bersandar untuk kali pertama, membiarkan pundaknya dibasahi airmata Jessica, sambil sembari menepuk-nepuk pundak kiri Jessica. Seakan berkata ‘sudahlah, jangan menangis lagi’

“gomawo, Donghae oppa” Jessica masih bersandar dan suaranya bergetar karna tangis.

Donghae hanya menjawabnya dengan Anggukan.

*

Jun Hyung menginjak pedal gas mobilnya dalam-dalam. Ia ingin cepat-cepat keluar dari kebisingan kota Seoul. Bahkan kendaraan lainpun tidak ia izinkan untuk menyalip mobilnya. Ia ingin cepat-cepat sampai dirumah dan merenungkan penyesalan akan dirinya. Pikirannya sedang kacau, dan hatinya juga hancur.

Pertengkaran hebat antara dirinya dan Sica yang baru saja terjadi terus terngiang di pikirannya. Jun Hyung memukul setir dan menginjak pedal rem. Menghentikan mobilnya. Ia menenagkan dirinya. Dia sudah menunggu Jessica selama hampir 1 setengah tahun, dan sekarang Jessica telah menikah dengan seorang yang baru dikenalnya 2 hari.

Oke, Jun Hyung sadar kalau mereka hanya berpura-pura menikah. Mereka akan bercerai dan berpisah dengan secepatnya. Dia tahu kalau Jessica sangat mencintainya dan menyayanginya. Namun bagaimana kalau nantinya Jessica menyukai Donghae…. Untuk saat ini hal itu memang belum terjadi dan terdengar sangat tidak mungkin, tapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi besok?

Jun Hyung berhenti menyalahkan dirinya sendiri, lalu ia terfikirkan sebuah cara yang mungkin akan mengubah keadaan. Ia meraih Handphonenya dan menekan nomor Jessica.

“yeoboseyo, ne oppa” suara Jessica terlihat sudah tenang. Tentu saja, Donghae mungkin yang menenangkannya. Pikir Jun Hyung.

“Jessica, tentang pernikahanmu….” Jun Hyung menggantungkan kata-katanya. Takut jika menyinggung Jessica lagi.

“oppa…. Jebal, jangan membahas itu lagi. Itu menakutiku” Jessica mencoba menjawab dengan tenang.

“ne, aku sadar. Aku memang bodoh, mianheyo Jessica. Nan Jeongmal mianheyo” suara Jun Hyung terdengar penuh penyesalan.

“ani, gwenchana. Aku sudah merasa tenang sekarang.” Jun Hyung tersenyum mendengarnya. Syukurlah, batinnya.

“yasudah, kalau begitu selamat malam. Semoga mimpimu indah. Sarangheyo Jessica” Jun Hyung memberikan suara kiss di akhir kalimatnya.

“ne, nado saranghae oppa.”jawab Jessica, dengan memberikan suara Kiss di akhir. Mereke menutup kedua telpon mereka.

Jessica meletakan ponselnya dimeja riasnya. Lalu membanting dirinya di kasur.

“semoga kau tidak akan berubah sampai aku kembali padamu Jun Hyung-ah” Jessica memejamkan matanya.

*

Pagi ini, Donghae akan berkencan dengan Lizzy. Mereka berjalan menyusuri kota Seoul sambil sesekali menikmati pemandangan dari kaca mobil. Lizzy sebenarnya tidak ingin menanyakan mengenai Jessica saat ia dan Donghae sedang berkencan. Tapi selama sebulan ini Jessica sudah tinggal dengan Donghae. Pikiran seperti ini sudah dibuangnya jauh-jauh, namun saat ini datang lagi karna kebersamaan mereka diisi kekosongan. Akhirnya Lizzy tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya.

“bagaimana keadaan Jessica? Dia baik-baik saja dirumah kalian?” Tanya Lizzy .

Donghae tidak menatap lizzy. “kenapa ? kau masih cemburu? Bukankah aku sudah bilang bahwa aku dan Jessica hanya berpura-pura saja?” Jawab Donghae dengan nada tak senang. Yap, Donghae memang tidak senang kalau ia dicemburui seperti ini.

Lizzy menggigit bibir. “ tentu saja aku masih cemburu. Kalian tinggal serumah. Kalian akan bertemu setiap hari, makan bersama setiap hari, selalu berpapasan dan aku takut kalau nantinya dia menyukaimu” akunya jujur.

“Lizzy-a, kau kan tahu kalau aku dan dia tidak tidur sekamar. Dan apa kau lupa kalau Jessica itu sudah mempunyai namjachingu yang tampan? Tidak bisakah kau hanya menganggap kalau Jessica menumpang dirumahku?”

Lizzy menghembuskan nafas dan mengatupkan kedua telapak tangannya dan melihat kearah Donghae. Dan berkata  “chagiya, aku mohon jangan pernah menganggapnya ada”

_ TBC_

13 pemikiran pada “Should I ? ( chap 1 )

  1. FF bagus, nih. Sayang kalau nggak dilanjutin. :D
    Lanjutin, ne, chingu! Soalnya aku paling suka marriage-life sama school-life, nih. Hwaiting!

Tinggalkan Balasan ke So Yi Batalkan balasan